Sabtu, 08 Agustus 2009

Erosi Tanah

Erosi tanah merupakan peristiwa terlepasnya butir-butir tanah dari agregat-agregatnya , kemudian terbawa baik oleh air maupun angin yang kemudian terendap di daerah lain. Erosi dapat terjadi secara alami maupun dipercepat (akibat ulah manusia). Erosi yang alami ditandai dengan laju erosi lebih lambat daripada laju pembentukan tanah. Sedangkan erosi dipercepat ditandai dengan laju erosi lebih cepat daripada laju pembentukan tanah.

Erosi mengakibatkan terkikisnya lapisan tanah atas. Pada lahan pertanian, lapisan tanah atas merupakan lapisan yang subur. Dengan hilangnya lapisan tanah atas maka kesuburan tanah berkurang atau bahkan tidak subur sama sekali. Hal itu mengakibatkan produksi pertanian tidak akan maksimal apabila digunakan sebagai lahan pertanian.

Faktor-faktor penyebab erosi lahan

  1. Curah hujan

Semakin deras hujan yang turun pada suatu titik akan meningkatkan potensi erosi di kawasan itu. Hal itu karena erosivitas akibat air hujan menjadi semakin besar, sehingga potensi erosi juga semakin besar

  1. Sifat kepekaan tanah terhadap erosi

Erodibilitas tanah sangat besar pengaruhnya terhadap timbulnya erosi. Semakin besar erodibilitas akan menyebabkan potensi erosi semakin besar. Erodibilitas sangat tergantung dari sifat-sifat fisik tanah.

  1. Kemiringan dan panjangnya lereng

Erosi akan meningkat apabila lereng semakin panjang dan semakin curam. Lereng yang semakin panjang menyebabkan volume air yang mengalir menjadi semakin besar dan deras. Lereng yang semakin curam, kecepatan aliran permukaansemakin meningkat, sehingga kekuatan mengangkut meningkat pula.

  1. Vegetasi

Pengaruh vegetasi terhadap erosi adalah:

  • Menghalangi air hujan agar tidak jatuh langsung di permukaan tanah, sehingga kekuatan untuk menghancurkan tanah sangat dikurangi. Makin rapat vegetasi yang ada, makin efektif mencegah terjadinya erosi.
  • Menghambat aliran permukaan dan memperbanyak air inflitrasi.
  • Penyerapan air ke dalam tanah diperkuat oleh transpirasi (penguapan air) melalui vegetasi.

Hilangnya atau rusaknya vegetasi akan meningkatkan potensi erosi, yaitu erosi dipercepat. Air maupun udara akan mudah mengerosi lahan yang tidak terlindung oleh vegetasi.

  1. Tindakan manusia.

Kepekaan tanah terhadap erosi dapat diubah oleh manusia menjadi lebih baik atau lebih buruk. Pembuatan teras-teras pada tanah yang berlereng curam merupakan pengaruh baik, karena dapat mengurangi erosi. Sebaliknya penggundulan hutan di daerah-daerah pegunungan merupakan pengaruh manusia yang jelek karena dapat menyebabkan erosi dan banjir


Usaha-usaha mengendalikan erosi

a. Secara biologi (vegetasi)

Tujuan metode ini adalah melindungi permukaan tanah terhadap pukulan tetesan air hujan, memperkecil run-off dan meningkatkan daya inflitrasi tanah.

Metode vegetatif yang banyak dilakukan, antara lain:

  • Penamaman strip sesuai kontur

Beberapa tanaman pokok ditanam dalam strip yang berselang-seling dengan tanaman penutup tanah yang disusun memotong lereng.

  • Pergiliran tanaman (rotation)

Penanaman berbagai tanaman secara bergilir dalam urutan waktu tertentu.

  • Penanaman tanaman penutup tanah (cover crop).

  • Pemberian mulsa (seresah) atau mulching

Pemberian mulsa (mulching) dilakukan dengan tujuan menutupi tanah menggunakan sisa-sisa tanaman, seperti daun, ranting, dsb.


b. Secara mekanik

Dengan cara mekanik diharapkan lahan terhindar dari erosi akibat air limpasan permukaan (run off)

  • Pembuatan parit sesuai dengan kontur lahan

  • Pembuatan teras-teras (sengkedan) pada lahan miring

  • Minimum tillage (pengolahan minimum)


c. Secara kimia

Metode ini dilakukan dengan menggunakan bahan kimia untuk meningkatkan kemantapan agregat tanah dan struktur menjadi lebih ramah. Dengan demikian tanah menjadi tahan terhadap pukulan tetes air hujan, inflitrasi tetap besar dan run-off kecil. Bahan kimia yang digunakan disebut soil conditioner, contohnya adalah PVA.